Posted by : ちとせ
9 Sep 2019
Lagi dan lagi.
Aku melihat ke belakang lagi dan lagi.
Jarak melebar dan waktu berlalu.
Aku pergi jauh ke titik yang aku tidak bisa kembali.
Sehingga akhirnya aku bisa melihat ke belakang dan
mengingatkan diri sendiri tentang apa yang benar.
Bahkan ketika mengetahui ini adalah kesalahan, aku
meyakinkan diriku bahwa ini adalah satu-satunya jawaban.
Lagi dan lagi.
Aku melihat ke belakang lagi dan lagi.
Pada cahaya pertama hari itu.
Saat hujan deras dan embun sore hari.
Di salju yang turun menari ketika mereka bertebaran di
senja.
Di bulan kabur bergetar di tengah malam.
Selalu ada tempat dan kesempatan untuk menjawab, dan saat
itu, sepertinya aku akan dibimbing menuju solusi optimal.
Namun, sepertinya jawaban yang benar tidak akan dikatakan.
Mungkin, mungkin, tentu saja.
Aku pikir ini mungkin yang terbaik.
Aku membuat keputusan abu-abu yang tidak jelas yang tidak
bisa melakukannya dengan benar atau jauh.
Mempertahankan jarak yang masuk akal, tidak menyakiti siapa
pun, baik benar atau salah, fakta atau fiksi, dan tidak jelas.
Bukannya aku tidak bisa mengatakan apa yang aku inginkan,
aku tidak tahu apa yang ingin aku katakan.
Apa hak yang dikatakan seseorang seperti itu.
Itu sebabnya, paling tidak.
Aku hanya ingin menjadi benar kali ini.
Aku tidak ingin memaafkan kekeliruan maupun kesalahanku.
Karena aku tidak bisa berbuat salah lagi.
Mantap min
BalasHapus